YLKI: Transportasi Online Belum Memberikan Jaminan Perlindungan Konsumen

oleh
oleh
Foto Istimewa. (Sumber: bisnisojek.com)
banner 970x250

Jakarta, sketsindonews – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menanggapi keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang Per 01 April 2017 mendatang akan memberlakukan aturan baru terhadap transportasi/taksi berbasis aplikasi, taksi online.

Menurutnya, dalam konteks perlindungan konsumen dan dalam rangka sistem transportasi yang keberlanjutan, regulasi baru tersebut bisa dipahami tapi dengan beberapa catatan kritis, yakni Prinsip dasar dalam bertransportasi adalah keselamatan, aksesibilitas, keterjangkauan, terintegrasi, kenyamanan dan keberlanjutan. “Sejauh ini taksi berbasis aplikasi baru menjawab terhadap satu poin saja, yakni aksesibilitas. Konsumen dengan (relatif) mudah mendapatkan taksi online daripada taksi konvensional,” ujarnya melalui rilis yang diterima redaksi, Kamis (23/3).

banner 300x600

Sedangkan aspek yang lain, menurutnya taksi online belum mampu menjawab kebutuhan dan perlundungan pada konsumen yang sebenarnya. Misalnya, belum mempunyai standar pelayanan minimal yang jelas, baik untuk armada dan sopirnya.

“Tarif taksi online juga tidak bisa dibilang murah, bahkan bisa lebih mahal daripada taksi konvensional. Sebab taksi online memberlakukan tarif berdasarkan jam sibuk (rush hour) dan non rush hour. Pada rush hour tarif taksi online jauh lebih mahal apalagi dalam kondisi hujan. Jadi untuk diberlakukan tarif bawah taksi online secara praktis tidaklah kesulitan karena selama ini secara tidak langsung justru sudah menerapkan tarif batas bawah dan batas atas,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.