Urgensi New Strategi TNI AU Untuk Menjadi Angkatan Udara yang Disegani

oleh
oleh

Sebagai negara kepulauan yang berada tepat ditengah kawasan yang saat ini menjadi pusat rivalitas hegemonik antara dua raksasa dunia USA dan China khususnya sengketa di kawasan laut Natuna utara mendorong sejumlah negara-negara di kawasan juga ikut meningkatkan kekuatan militernya.

Bagaimana strategi militer Indonesia ?

Upaya pemerintah Indonesia untuk mengeleminir dan mengantisipasi konflik multi nasional di kawasan natuna utara bukanlah suatu ketakutan yang berlebihan dan tanpa alasan. Hilangnya pulau Sipadan dan Ligitan dari peta geografis kedaulatan Indonesia adalah contoh pahit sejarah bangsa Indonesia yang seharusnya tidak terjadi lagi.

Namun bila hanya sekedar diratapi tanpa memahami akar permasalahan tentang realitas minimnya kekuatan militer R.I yang diperlukan saat itu untuk menjaga kedaulatannya, maka ibarat pepatah lama yang dimodifikasi penulis “Sudah pernah kehujanan tapi tak juga sedia payung saat mendung gerimis sudah mengundang”.

Realitas masih marak terjadinya pelanggaran wilayah udara nasional merupakan isyarat wibawa negara sedang membutuhkan pembenahan secara serius. Untuk menjaga kedaulatan wilayah udara yurisdiksi nasional maka kemampuan TNI Angkatan Udara perlu segera dioptimalkan. Tentunya dengan memenuhi jumlah dan kualitas alutsista yang seharusnya ada diperlukan.

Berapa sesungguhnya pesawat tempur yang dibutuhkannya ?

Sebagai salah satu hasil kajian yang disampaikan Menteri Pertahanan R.I Prabowo Subianto menjelaskan bahwa sebagai negara yang (sangat) luas wilayah udaranya, maka memang TNI AU harus diperkuat. Ruang udara Indonesia seluas 8,3 juta kilometer persegi.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.